
Merayakan Hari Tari Sedunia RSD Management hadirkan Indonesia World Dance Festival (IWDF) 2025. Tidak bergerak sendirian, RDS Management menggandeng beberapa pihak lainnya untuk pertunjukan spekta yang menampilkan keragaman seni budaya. Dalam hal ini RSD Management berkolaborasi dengan Gandrung Dance Studio, Kolam Ikan Creative Communication, Sahabat Jakarta. Tidak hanya itu, kegiatan yang diselenggarakan di GOR & Teater Bulungan – Gelanggang Remaja Jakarta Selatan pada Minggu, 11 Mei 2025 ini tidak luput dari dukungan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta.
Ketua penyelenggara IWD 2025, Dr. Rosmala Sari Dewi, S.Sn., M.Sn, mengatakan bahwa pihaknya terkejut atas antusiasme para pelaku seni tari terhadap IWDF 2025. Di luar ekspektasi, jumlah pendaftar yang membludak membuat pihaknya perlu mengurasi menjadi hanya 60 sanggar tari. “Di luar dari ekspektasi kita hanya mengharapkan 75 sanggar, ternyata yang daftar lebih jadi kita perlu mengurasi, dan saat ini ada 60 sanggar dari berbagai provinsi,” ujarnya saat jumpa pers di Galeri Indonesia Kaya Jakarta, Rabu 23 April 2025. Sanggar tari yang berkontribusi dalam IWDF 2025 berasal dari berbagai provinsi di Indonesia, seperti Kalimantan, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Tidak hanya itu, dalam kesempatan yang sama Rosmala juga menyampaikan bahwa IWDF tidak hanya disambut baik oleh masyarakat negara Indonesia tetapi dalam skala internasional yaitu negara tetangga Malaysia.
Dalam kesempatan yang sama Rosmala menjelaskan, Opening Ceremony yang dimulai pada pukul 08.00 WIB ini dijadwalkan akan dihadiri oleh Wakil Menteri Kebudayaan Republik Indonesia serta Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Dalam semangat menuju 5 abad kota Jakarta, IWDF 2025 menghadirkan sesi flashmob Tari Betawi yang dipersembahkan oleh 150 orang murid Gandrung Dance Studio & Sanggar Nyi Ronggeng. “Flash mob ini mengajak peserta dan penonton menari bersama sebagai simbol semangat kebersamaan dan pelestarian budaya,” tambahnya.
Tidak ketinggalan workshop “Capturing Body Connectivity” oleh sang maestro tari lengger, Rianto. Workshop ini terbuka untuk umum, namun supaya workshop berjalan optimal dari sekitar 200 pendaftar, hanya 134 peserta yang dipilih untuk mengikuti workshop. Rianto menjelaskan melalui workshop ini ingin menonjolkan bahwa tubuh Indonesia saling berhubungan. “Workshop ini akan mengeksplorasi hubungan tubuh dan musik dalam membentuk perjalanan kesenian seseorang. Semoga nantinya workshop ini bisa bermanfaat,” ujarnya. Workshop “Capturing Body Connectivity” ini akan berlangsung pada pukul 09.00 – 13.00 WIB.
Iwan Kurniawan CEO Kolam Ikan Creative Communication mengingatkan adanya sajian visual untuk menarik perhatian masyarakat pada pagelaran seni IWDF 2025 ini. “Kostum-kostum daerah menjadi daya tarik tersendiri. Kami kemas agar tetap otentik tetapi relevan secara estetika,” jelasnya. Sandreeha, koreografer yang juga akan tampil di IWDF 2025 menyampaikan bahwa ini momentum kolaborasi lintas genre “Kami menghadirkan koreografi yang memadukan hip-hop, afrobeat, hingga unsur tari tradisional. Ini adalah momen belajar bersama,” katanyanya. Tidak kalah menarik, ada juga Battle Dance Fusion yang dijanjikan Rosmala akan sangat menantang bagi para peserta. “Kami audisi untuk ini (battle dance fusion), dan nantinya akan ada 16 peserta yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia,” ungkapnya.
Muhanto Hatta selaku CEO RSD Management dalam kesempatannya di Galeri Indonesia Kaya menyampaikan, bahwa Jakarta membutuhkan satu event kebudayaan yang bersifat akan membangun Jakarta sebagai kota Global yang berbasiskan kebudayaan. “IWDF ingin sekali berkolaborasi dengan budayawan dan pihak lainnya untuk bersama-sama berusaha menuju 20 besar dan membawa kota Jakarta menuju kota global,” ujarnya. Dalam kesempatan yang sama La Ode Budi dari Sahabat Jakarta menyampaikan pentingnya festival ini untuk membawa Jakarta dikenal Dunia sebagai kota yang kaya akan budaya. “Jakarta membutuhkan festival seperti IWDF untuk dikenal di dunia sebagai kota budaya, bukan sekadar pusat metropolitan,” katanya.