
Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) kembali menahan suku bunga. Pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Kamis dini hari waktu Indonesia (8/5/2025). Dalam pertemuannya The Fed memutuskan untuk kembali menahan suku bunga di level 4,25 – 4.50%. Keputusan ini adalah kali ketiga The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga, sejak Januari 2025. Melalui keterangan resminya, Ketua The Fed Jerome Powell menyampaikan bahwa kebijakan tarif AS berpotensi menyebabkan inflasi dan meningkatkan angka pengangguran. “Jika kenaikan tarif yang telah diumumkan berlanjut, kemungkinan membuat inflasi naik, pertumbuhan ekonomi melambat, dan pengangguran meningkat,” ucap Jerome Powell – Ketua The Fed. Tidak hanya itu, dalam kesempatan yang sama Powell juga menegaskan sikap The Fed saat ini masih menunggu dan melihat bagaimana perkembangan dari kebijakan tarif dan inflasi Amerika Serikat. Oleh karena itu Powell menyampaikan bahwa The Fed tidak merasa perlu terburu-buru. “Kami tidak merasa perlu terburu-buru. Kami perlu bersabar,” kata Powell.
Keputusan untuk menahan suku bunga dilakukan juga karena adanya pertimbangan tingkat dan penyesuaian pada kisaran target suku bunga federal fund. Dalam hal ini Komite akan melanjutkan untuk mengurangi kepemilikan sekuritas Treasury dan utang agensi serta sekuritas yang didukung hipotek. Membaca adanya potensi peningkatan pengangguran apabila inflasi terjadi, hal ini berbanding terbalik dengan komitmen para Komite The Fed yang mendukung lapangan kerja maksimal.
Ada beberapa poin yang diumumkan saat FOMC pada 7 Mei 2025 waktu AS atau 8 Mei 2025 waktu Indonesia.
- Dewan Gubernur Federal Reserve System dengan suara bulat memilih untuk mempertahankan suku bunga yang dibayarkan pada saldo cadangan sebesar 4,4 persen, berlaku efektif pada tanggal 8 Mei 2025.
- Sebagai bagian dari keputusan kebijakannya, Komite Pasar Terbuka Federal memilih untuk mengarahkan Open Desk Pasar Terbuka di Federal Reserve Bank of New York, sampai diinstruksikan sebaliknya, untuk mengeksekusi transaksi dalam Sistem Open Market Account sesuai dengan yang berikut ini arahan kebijakan domestik berikut ini: “Efektif 8 Mei 2025, Komite Pasar Terbuka Federal mengarahkan Desk untuk:
- Melaksanakan operasi pasar terbuka yang diperlukan untuk mempertahankan suku bunga dana federal dalam kisaran target 4-1/4 hingga 4-1/2 persen.
- Melakukan operasi perjanjian pembelian kembali semalam dengan tawaran minimum minimum sebesar 4,5 persen dan dengan batas operasi agregat sebesar $500 miliar.
- Melakukan operasi perjanjian pembelian kembali semalam dengan tingkat penawaran sebesar 4,25 persen dan dengan batas per-counterparty sebesar $160 miliar per hari.
- Melakukan lelang atas jumlah pembayaran pokok dari kepemilikan Federal Reserve kepemilikan sekuritas Treasury yang jatuh tempo pada setiap bulan kalender yang melebihi batas $5 miliar per bulan. Menebus sekuritas kupon Treasury hingga batas batas bulanan ini dan tagihan Treasury sejauh pembayaran pokok kupon kurang dari batas bulanan.
- Menginvestasikan kembali jumlah pembayaran pokok dari kepemilikan Federal Reserve atas utang agensi dan sekuritas beragun hipotek (MBS) yang diterima di setiap bulan yang melebihi batas $35 miliar per bulan ke dalam Departemen Keuangan sekuritas agar secara kasar sesuai dengan komposisi jatuh tempo sekuritas Treasury yang beredar.
- Mengizinkan penyimpangan yang tidak terlalu besar dari jumlah yang ditetapkan untuk reinvestasi, jika diperlukan untuk alasan operasional.”
- Dalam tindakan terkait, Dewan Gubernur Federal Reserve System memberikan suara dengan suara bulat untuk menyetujui penetapan suku bunga kredit primer pada tingkat yang ada sebesar 4,5 persen.
Dilansir dari IDNFinancials.com, Presiden Amerika Serikat Donald Trump sudah beberapa kali mendesak Powell agar The Fed memangkas suku bunga acuannya. Namun menanggapi hal ini, Powell juga berulangkali menegaskan bahwa The Fed tidak bisa melonggarkan kebijakan moneter secara terburu-buru.
Simak informasi lainnya hanya di MetalNews.