Bear market atau pasar beruang, adalah istilah yang digunakan dalam dunia keuangan dan investasi untuk menggambarkan kondisi pasar yang sedang mengalami penurunan secara signifikan dan berkelanjutan. Bear market membawa pasar berada pada kondisi di mana tingkat penawaran lebih besar dibandingkan tingkat permintaan yang akhirnya membuat harga mayoritas emiten atau efek menurun. Melansir dari cermati.com tren bear market tidak serta-merta terjadi, ada 4 fase sebelum situasi ini terjadi : Pertama adalah munculnya tanda kenaikan harga dan peningkatan sentimen investor. Menuju penghujung fase ini investor mulai keluar dari market dan mencairkan modal investasinya untuk mendapatkan imbal hasil. Kedua, harga saham yang merosot cukup tajam, adanya penurunan pada keuntungan dan aktivitas transaksi, serta indikasi ekonomi yang awalnya positif menjadi lebih lemah dibanding rata ratanya. Ketiga, para spekulator mulai memasuki pasar dan menaikkan harga serta volume perdagangan di pasar saham. Keempat harga saham yang masih terus menurun meski bergerak dengan lambat.
Lalu apa yang menyebabkan Bear Market terjadi?
- Siklus Ekonomi, ketika ekonomi berada dalam fase penurunan (recessi), kinerja perusahaan menurun, pendapatan menurun dan kepercayaan investor menurun. Hal ini lah yang dapat memicu terjadinya penurunan harga aset di pasar.
- Sentimen Investor, jika banyak investor yang mengalami kekhawatiran atau pesimis tentang kondisi ekonomi serta prospek perusahaan, maka investor cenderung mengambil keputusan untuk menjual aset mereka secara masif, hal inilah yang akhirnya menyebabkan penurunan harga yang lebih lanjut.
- Berita Negatif, adanya berita-berita buruk soal perekonomian, perusahaan besar atau sektor tertentu dapat mengganggu pasar dan menimbulkan kekhawatiran bagi para investor. Berita-berita seperti penurunan laba perusahaan, kegagalan perusahaan besar, krisis finansial serta gejolak politik dan geopolitik dapat memicu terjadinya bear market.
- Perubahan Kebijakan Moneter, tindakan bank sentral The Fed seperti kenaikan suku bunga atau stimulus moneter dapat mempengaruhi pasar secara signifikan. Adanya kebijakan moneter yang ketat dapat menyebabkan penurunan permintaan kredit dan menghambat pertumbuhan ekonomi yang juga dapat menyebabkan terjadinya bear market.
- Overvaluasi Aset, ketika ada aset yang mencapai tingkat yang jauh di atas valuasi yang seharusnya, ada kemungkinan terjadi koreksi harga yang signifikan untuk membawa harga aset kembali ke tingkat yang lebih realistis.
- Gejolak di Pasar Global, kondisi pasar di negara lain dapat mempengaruhi pasar secara global. Krisis keuangan atau ekonomi di salah satu negara dapat menyebar ke pasar global dan menyebabkan bear market di banyak tempat.
- Teknikal dan Algoritma, Algoritma dan perdagangan frekuensi tinggi dapat menyebabkan pergerakan harga yang drastis dan volatilitas yang tinggi. Hal ini dapat memperburuk kondisi pasar dan memicu terjadinya bear market.
Jangan diam, segera lakukan hal ini saat bear market terjadi! - Pindahkan Aset Secepatnya, usahakan untuk memindahkan modal di aset berisiko tinggi ke aset yang resikonya lebih rendah.
- Beli Aset yang harganya lebih murah saat harga sedang turun, ketika harga sudah terlihat begitu rendah maka belilah aset yang lebih murah tetapi terlihat menjanjikan di waktu mendatang.
- Tunggu momentum dan Realisasikan keuntungan di Bull Market, layaknya pasangan yang memilih jalan berbeda, antara bear market dan bull market seperti sudah sepasang. Kondisi bear market dapat memberikan keuntungan jika direalisasikan pada momentum bull market. Hal ini menjadi perlu ketika kita ingin memaksimalkan potensinya dan merealisasikan keuntungan dari aset yang telah di beli di harga rendah saat bear market.