Setelah sempat menguat pada perdagangannya di hari Senin (15/1/2024) sebelum berpeluang tembus high pada Jumat lalu karena masih kuatnya katalis dorongan laporan inflasi yang beragam dari minggu lalu, hari ini Selasa (16/1/2024) harga fisik emas JFXGOLD X turun 0,69% pada pembukaan perdagangannya dengan harga beli berada di posisi US$ 2.065,25 per troy ounce atau Rp. 1,033,178 per gram, sedangkan untuk harga jual JFXGOLD X berada di posisi US$ 2.051,25 per troy ounce atau Rp. 1.020.246 per gram.
Pergerakan naiknya harga emas pada perdagangan Asia di hari Senin (15/01) menutup sebagian besar kerugian tahun baru saat ketegangan yang terus menerus berlangsung di Timur Tengah mendorong permintaan safe haven, sementara traders masih menunggu pemotongan suku bunga lebih awal oleh The Federal Reserve.
Emas cenderung memiliki kinerja baik selama gejolak ekonomi, dengan kehandalannya yang dapat membantu mengimbangi risiko aset yang lebih bergejolak dalam kondisi seperti ketidakpastian geopolitik.
Melansir dari Reuters “Emas di pasar spot juga meningkat karena pasar berpegang pada harapan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuannya pada awal Maret 2024” ujar Han Tan, analis pasar Exinity Group.
Pergerakan harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Hal ini dikarenakan kenaikan suku bunga AS akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas karena dolar yang menguat membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan emas menurun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil, sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.
Ketidakpastian mengenai arah suku bunga AS memiliki kemungkinan akan membuat perdagangan emas berada bergerak dalam range untuk waktu dekat. Namun, logam mulia ini akan mendapat keuntungan dari penurunan suku bunga pinjaman tahun ini. Pergerakan suku bunga AS memang mempengaruhi pergerakan harga emas, namun hal ini tidak menghilangkan guna emas sebagai investasi yang tepat untuk jangka panjang.